KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena tuntunan dan kasih
anugerahNya sehingga kami dari kelompok 2 dapat menyusun makalah ini yang
berjudul “PERLUASAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL”
Penulisan
makalah dan pembuatan power point adalah merupakan salah satu tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Portofolio dan
Investasi.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca/kelompok
lain. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Sehingga
itu kami memohon maaf atas kesalahan yang kami buah, untuk itu kami dari
kelompok 2 akan menerima kritik dan saran dari para pembaca/kelompok lain.
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………….. i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………. ii
DAFTAR
GAMBAR…………………………………………………………………… iii
1..
PENDAHULUAN…………………………………………………………………… 1
1.1.
Definisi Perluasan Capital Asset
Pricing Model………………………... 1
1.2.
Perluasan Capital Asset Pricing
Model………………………………… 1
2.
PEMBAHASAN…………………………………………………………………….. 1
2.1. Asumsi-Asumsi
CAPM……………………………………………………. 1
2.2. pelonggaran
CAPM………………………………………………………..
2.2.1.
Short Sales Tidak Diperkenankan………………………………
2.2.2.
Modifikasi Riskless Lending and Borrowing
Rate…………….
2.2.3.
Ada Pajak……………………………………………………….
2.2.4.
Faktor Likuiditas Diperhatikan…………………………………
3.
RINGKASAN………………………………………………………………………
4.
LATIHAN SOAL…………………………………………………………………..
5.
PENUTUP………………………………………………………………………….
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teks
Halaman
2.1. Capital
Market Line
2.2. Security
Market Line
2.3. Berbagai
Portofolio Pada Diagram Beta dan E(R)
2.4. Zero
Beta Capital Asset Pricing Model
2.5. Opportunity
Set Pada Saat RB > Rf
2.6. Security
Market Line Pada Saat Tingkat Bunga
Simpanan
dan Pinjaman Berbeda
2.7. Security
Market Plane
PENDAHULUAN
1.1.
Definisi
Perluasan Capital Asset Pricing Model.
Definisi
Perluasan Capital Asset Pricing Model ialah Sebuah model yang menggambarkan
hubungan antara risiko dan return yang diharapkann, model ini digunakan dalam
penilaian harga sekuritas.
1.2.
Perluasan
Capital Asset Pricing Model.
Sewaktu
kita memformulasikan Capital Asset
Pricing Model (CAPM), kita menggunakan serangkaian asumsi untuk
penyederhanaan. Memang dari sisi pengembangan model kita tidak perlu terlalu
berkukuh pada realistis tidaknya asumsi-asumsi yang dipergunakan. Tetapi pada
akurasi model tersebut memprediksikan keadaan yang sebenarnya.
CAPM
nampaknya merupakan salah satu model dalam keuangan yang bukan hanya telah
mengalami pengujian yang cukup intensif, tetapi juga telah dicoba untuk
diperbaiki dan diperluas.
2.
PEMBAHASAN
2.1.
Asumsi-Asumsi
CAPM
Untuk
mengingatkan kembali asumsi-asumsi yang dipergunakan dalam menyusun standar CAPM, Marilah kita perhatikan gambar Capital Market Line (CML) dan security market line (SML). Sebgaimana ditunjukkan
pada gambar 2.1 berikut ini, sewaktu kita menggambarkan CML maka risiko
investasi dinyatakan dengan deviasi standar tingkat keuntungan(=s). Penggunaan s sebagai ukuran risiko benar apabila
kita menganalisis portofolio-portofolio yang efisien.
Gambar 2.1.
gambar Capital Market Line
Apabila kita menggambarkan garis
lurus yang menghubungkan titik Rf dengan titik M, dan kemudian kita
perpanjang melewati titik M, maka kita berarti menggunakan asumsi bahwa (1) short sales diperkenankan, dan (2)
terdapat riskfree lending and borrowing
rate.
Penggunaan deviasi standar tingkat
keuntungan sebagai pengukur risiko tidaklah bisa dipergunakan karena pengukur
risiko sekarang berganti dengan beta (=b).
Gambar CMLpun berganti menjadi SML sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.2.
2.2.
pelonggaran
CAPM
Beberapa pelonggaran yang akan
jelaskan pada materi ini adalah (bagaimana kalau short selling tidak
diperkenankan, (2) bagaimana kalau tidak ada, (3) bagaimana kalau diperhatikan
adanya pajak, dan (4) bagaimana kalau diperhatikan factor likuiditas dalam
penentuan harga sekuritas.
2.2.1. Short Sales Tidak Diperkenankan
Asumsi ini merupakan salah satu
asumsi yang sering ditanyakan oleh para mahasiswa karena di Bursa Efek Jakarta
sampai saat ini (pertengahan 1998) memang short
sales belum diperkenankan. Kita ingat bahwa short sales berarti menjual sekuritas yang belum dimiliki dan
menggunakan kas yang diperoleh untuk membelikan sekuritas lain. Seandainya Short Sales tidak diperkenankan apa yang
terjadi dengan CML? CML akan berhenti pada titik M. dengan kata lain CML hanya
merupakan garis yang menghubungkan Rf dengan M. Ini berarti bahwa M
tetap merupakan portofolio yang efisien. Dalam kerangka CAPM para pemodal akan
memiliki portofolio pasar dalam kondisi ekuilibrium karena dalam kondisi
ekuilibrium tidak ada satu investorpun yang melakukan short selling, pelarangan short selling tidak akan merubah
ekuilibrium. Jadi CAPM yang sama tetap akan diperoleh meskipun short selling tidak diperkenankan.
2.2.2.
Modifikasi
Riskless Lending and Borrowing Rate
Asumsi yang menyatakan bahwa pemodal
bisa menyimpan dan meminjam dengan singkat bunga yang sama dan bebas resiko
jelas tidak realistis. Lebih realistis kalo pemodal bisa menyimpan uangnya pada
tingkat bunga yang bebas resiko tetapi kalau meminjam tentulah terbatas dan
tingkat bunga yang dibayar akan lebih tinggi daripada tingkat bunga simpanan.
Tidak ada riskless lending and borrowing rate.
Model ini merupakan model yang
paling banyak dipergunakan dalam pengujian CAPM. CAPM menyatakan bahwa resiko
yang relevan adalah risiko sistematis. Jadi dua sekuritas yang memberikan
risiko sistematis yang sama tidak mungkin menawarkan tingkat keuntungan yang
berbeda. Pada dasarnya argumentasi yang dikemukakan adalah risiko tidak
sistematis untuk portofolio yang didiversifikasikan dengan baik akan menjadi
nol. Jika untuk suatu sekuritas yang mempunyai risiko tidak sistematis yang
besar akan hanya mempunyai pengaruh yang sangat kecil pada risiko suatu
portofolio. Keadaan ini ditunjukkan pada gambar 2.3
Dalam keadaan ekuilibrium semua
kesempatan investasi akan berada pada garis lurus dalam suatu diagram yang
menunjukkan beta dan E(R). jadi, sebagai missal, kombinasi portofolio yang
terdiri dari sekuritas A dan D akan berada pada garis lurus AD tersebut.
Misalkan sekarang terdapat sekuritas C, yang mempunyai beta yang sama dengan
beta sekuritas D tetapi menawarkan tingkat keuntungan yang sama. Apakah dalam
keadaan ekuilibrium hal ini akan bertahan ? tentu saja tidak.
sP
|
|
Gambar 2.3.
Berbagai Portofolio pada diagram beta dan E(R).
Para pemodal akan memilih sekuritas
C sehingga harga sekuritas C akan naik dan kedua sekuritas tersebut (yaitu D
dan C) akan menawarkan tingkat keuntungan yang sama. Pada saat C menawarkan
tingkat keuntungan yang lebih tinggi dengan risiko yang sama, pemodal bisa
membeli C dan melakukan short sales
atas sekuritas D, mempunyai tingkat keuntungan yang diharapkan yang positif dan
tidak menanggung risiko sistematis apapun. Kesempatan semacam itu jelas tidak
akan bisa terjadi dalam kondisi ekuilibrium. Dengan kata lain, semua sekuritas
(atau portofolio) akan berada pada garis lurus.
Salah satu portofolio yang berada
pada garis lurus adalah portofolio pasar. Karena portofolio pasar adalah
merupakan portofolio yang efisien, dan karenanya akan berada pada garis lurus.
Persamaan suatu garis lurus adalah,
E(R) = a + b (Beta)
Persamaan ini harus berlaku untuk
portofolio dengan beta sama dengan nol. Kalau kita gunakan E(Rz)
sebagai tingkat keuntungan dari portofolio dengan beta sama dengan nol, maka
kita akan memperoleh
R(Rm) = E(Rz)
+ b (1) atau a = E(Rz)
Persamaan ini juga harus berlaku
untuk portofolio pasar. Apabila E(Rm) adalah tingkat keuntungan yang
diharapkan untuk portofolio pasar, dan beta untuk portofolio pasar adalah sama
dengan satu, maka
E(Rm) = E(Rz)
+ b (1) atau b = [E(Rm) – E(Rz)]
Apabila kita gabungkan kedua hasil
perhitungan tersebut, dan kita gunakan E(Ri) dan bI sebagai tingkat
keuntungan yang diharapkan dan beta dari sekuritas I, maka persamaan untuk
setiap sekuritas (atau sekuritas i) adalah
E(Ri) = E(Rz)
+ [E(Rm) – E(Rz)] bi
Gambar 2.4. Zero Beta Capital Asset Pricing Model
Persamaan inilah yang disebut
sebagai Zero Beta CAPM, dan disajikan
dalam gambar 2.2. perhatikan bahwa kita tidak mengenali adanya Rf
tetapi sebaliknya kita mengidentifikasikan E(Rz). kesempatan
invesatsi yang mempunyai beta = 0 (zero
beta investment) merupakan kesempatan investasi yang menawarkan E(Rz)
dan Rz tidak covary dengan Rm
(dan mempunyai variance yang minimum). Dengan kata lain covariance Rz dengan Rm = 0. Karena
Rz tidaklah risk free,
maka E(Rz) > Rf
Terdapat riskless lending tetapi tidak ada riskless borrowing.
Mungkin asumsi yang kita bicarakan
di atas, yaitu tidak ada riskless lending
and borrowing rate, agak terlalu ekstrem. Dalam kenyataannya kita mungkin
menjumpai kesempatan untuk menyimpan uang kita pada tingkat bunga yang bisa
dikatakan bebas risiko, dengan kata lain ada riskless lending rate.
Dalam diagram dimana sumbu datar menggambarkan s dan sumbu tegak menggambarkan E®, kita
akan menjumpai situasi seperti pada gambar 2.5 pada saat RB (yaitu
tingkat bunga pinjaman) lebih besar dari Rf (yaitu tingkat bunga
simpanan).
Gambar 2.5. opportunity set pada saat RB
> Rf
Titik singgung garis lurus yang
dimulai dari titik Rf dengan garis lengkung (opportunity set) adalah pada titik T. sedangkan titik singgung
garis lurus yang dimulai dari titik RB adalah titik M. perhatikan
juga bahwa titik M akan berada di atas titik T, ini karena RB di
atas Rf.
permukaan
yang efisien ditunjukkan oleh garis lurus RfT dan garis lengkung
TMC. Apabila pemodal tidak bisa meminjam ataupun menabung, maka semua titik
yang berada pada efficient frontier
(yang berbentuk garis lengkung) adalah efisien. Tetapi kalau pemodal bisa
menabung pada risk free rate, maka
tidak semua efficient frontier (yang
di garis lengkung) efisien. Kita bisa mengamati bahwa kombinasi portofolio yang
terletak pada kurva TMC.
Portofolio T bisa diperoleh dengan
mengkombinasikan portofolio B dan M. kalau kita mengamati efficient frontier tersebut, kita melihat bahwa pemodal yang
memilih suatu portofolio sepanjang garis RfT berarti
menginvestasikan sebagian dana mereka pada portofolio T (yang terdiri dari
portofolio B dan M) dan sebagian dari investasi yang tidak beresiko. Mereka
yang memilih suatu porofolio sepanjang garis lengkung TM berarti
menginvestasikan sebagian dana mereka pada M dan sebagian pada B. sedangkan
mereka yang memilih suatu portofolio pada MC berarti melakukan short selling atas portofolio B dan
menginvestasikan dana yang diperoleh pada portofolio M.
Karena pemodal tidak bisa meminjam dengan rikless rate maka kita tidak bisa memperoleh
security market line (SML) yang dimulai dari titik Rf dan
menghubungkan dengan titik M. titik M dihubungkan dengan RB yaitu borrowing rate.
Dan karena kita juga mempunyai dua
garis lurus yang menyinggung efficient
set, maka kita juga akan memperoleh dua garis lurus. Seandainya kita bisa
meminjam dan menabung pada tingkat bunga Rf maka security market line akan berbentuk RfT
dan kepanjangannya. Seandainya kita bisa menabung dan meminjam pada tingkat
bunga RB maka security market
line akan berbentuk RBM dan kepanjangannya. Kalau kedua keadaan
ini digabungkan, maka kita akan memperoleh gambar seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.6.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa
bagi para pemodal yang memilih untuk meinjam dan menginvestasikan dananya pada
kesempatan investasi yang berisiko, SML yang relevan adlaah RBTM dan
kepanjangannya. Persamaan untuk garis tersebut sama seperti CAPM yang standar,
yaitu :
E(Rj) = E(R ) + [E(RM)
– E(RB)] bj
Gambar
2.6. Security Market Line pada saat
tingkat bunga simpanan dan pinjaman berbeda.
2.2.3. Ada Pajak
Bentuk standar dari CAPM mengabaikan
adanya pajak. Asumsi tersebut mempunyai implikasi bahwa para pemodal bersikap indifferent untuk menerima penghasilan
dalam bentuk capital gains ataupun
dividend an bahwa para pemodal memegang portofolio sekuritas yang beresiko yang
sama. Apabila kita mengakui adanya pajak, dan terutama bahwa pajak atas capital gains umumnya lebih rendah
dibandingkan dengan pajak atas dividen, harga keseimbangan dari
sekuritas-sekuritas tersebut akan berubah.petimbangan ini mempunyai implikasi
bahwa meskipun ada pengharapan yang homogeny (homogeneous expectation) tentang keuntungan portofolio sebelum
pajak, efficient frontier yang relevan (setelah pajak) bagi
masing-masing pemodal akan berbeda. Meskipun demikian hubungan ekuilibrium umum
tetap aka nada, dan Elton and Gruber (1991) merumuskan sebagai berikut.;
E(Ri)
= Rf + bi[{E(RM)
– Rf} – t(dM – Rf)] + t(df – Rf)
2.2.4. Faktor Likuiditas Diperhatikan
Standar CAPM berpendapat bahwa para
pemodal hanya berkepentingan dengan risiko dan keuntungan. Meskipun demikian,
karakteristik lain mengkin juga penting bagi pemodal sebagai missal, masalah
likuiditas mungkin juga penting. Dalam konteks ini, likuiditas berarti biaya
yang ditanggung pemodal kalau ingin menjual sekuritasnya “secara tergesa-gesa”.untuk
sekuritas, pengertian likuiditas dapat diukur dari perbedaan antara
(permintaan) harga jual dan harga beli.
Gambar 2.7 Menunjukkan hubungan antara tiga variabel,
yaitu tingkat keuntungan yang diharapkan [E(R)], risiko (b) dab likuiditas (L). untuk tingkat b yang sama, semakin tinggi L semakin rendah E(R). untuk tingkat L yang sama, semakin berisiko suatu
sekuritas, semakin tinggi tingkat keuntungan yang diinginkan. Akhirnya, akan
terdapat berbagai sekuritas dengan E(R) yang sama untuk berbagai tingkat b dan L.
karena gambar tersebut merupakan gambar tiga dimensi, maka E(R) sekarang
dihungkan dengan dua variabel. Gambar tersebut juga disebut sebagai security market plane.
3.
RINGKASAN
Bentuk
standar CAPM telah mengalami berbagai
pelonggaran sesuai dengan pelonggaran sesuai dengan pelonggaran terhadap
asumsi-asumsi yang dipergunakan dalam menyusun CAPM. Pelonggaran yang nampaknya paling banyak mendapat perhatian
adalah pelonggaran yang menimbulkan zero
beta CAPM. Pelonggaran tersebut menyatakan bahwa tidak terdapat kesempatan
investasi yang bebas risiko. Zero beta
Investment bukan berarti bahwa kesempatan investasi tersebut mempunyai
deviasi standar tingkat keuntungan sama dengan nol, tetapi merupakan kesempatan
investasi yang mempunyai variance yang
minimum dan tidak covary dengan tingkat keuntungan pasar.
Disamping
pelonggaran dalam bentuk zero beta CAPM,
dilakukann pelonggaran-pelonggaran lain, seperti tidak diperkenankannya short sales, adanya pajak dan factor
lain selain beta. Pelonggaran-pelonggaran tersebut membuat CAPM menjadi lebih
kompleks.
4.
LATIHAN SOAL
1) Jelaskan
perbedaan antara standar CAPM dengan zero beta CAPM ?
2) Misalkan
suatu persamaan keseimbangan adalah sebagai berikut. E(Ri) = 0.04 +
0,10 bi
Berapa
tingkat keuntungan untuk portofolio yang mempunyai beta sama dengan nol ? dab
berapa tingkat keuntungan untuk portofolio pasar !
5.
PENUTUP
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
kurvanya tidak kelihatan....
BalasHapusboleh minta tolong untuk diperjelas gambar kurvanya? atau sumber lain yang memuat kurva2 di atas? terima kasih ^^