Singapura Tanggal 4 November 2010 silam, komponen mesin pesawat superjumbo Airbus A380 milik maskapai Qantas, Australia, terkoyak dan berjatuhan di Batam. Setelah 18 bulan perbaikan dan menelan ongkos mahal, pesawat itu akan kembali mengudara untuk membawa penumpang.
Ketika musibah terjadi, pilot berhasil membawa kembali pesawat, yang kala itu berasap, ke Bandara Changi Singapura, lokasi take off pesawat. Setelah itu pesawat komersial terbesar di dunia diperbaiki dan baru selesai pekan ini.
Qantas menamai pesawat tersebut Nancy Bird Walton, untuk menghormati pilot wanita pesawat komersial pertama Australia. "Qantas dengan bangga memperkenalkan kembali Nancy Bird Walton kembali mengudara," kata CEO Qantas, Alan Joyce, seperti dilansir Asia One, Sabtu (21/4/2012).
"Setelah 18 bulan, Aus$ 139 juta dolar (sekitar Rp 1,3 triliun) dan nyaris 100 ribu jam kerja, pesawat tersebut sekarang siap kembali beroperasi," ujarnya.
Dia menyebut terdapat kerusakan yang cukup banyak di pesawat itu dan memperbaikinya merupakan salah satu pekerjaan perbaikan terbesar di dunia penerbangan.
Joyce berbicara kepada wartawan sebelum upacara penyerahan kembali pesawat itu ke Qantas di Bandara Changi. Pesawat meninggalkan Singapura hari Sabtu petang dan tiba di Australia pada Minggu pagi waktu setempat.
Pesawat membawa Joyce dan eksekutif Qantas lainnya serta wartawan Australia. Bertindak sebagai pilot adalah Kapten Richard de Crespigny. Dia juga memiloti pesawat itu saat musibah di atas udara Batam pada 4 November 2010. de Crespigny juga ditemani 16 dari 22 kru kabin yang bertugas kala itu.
"Saya memiliki kepercayaan penuh pada pesawat ini dan saya sangat senang bahwa CEO saya naik pesawat ini malam ini," kata de Crespigny.
Joyce juga yakin pesawat itu telah layak terbang kembali. "Kami tidak akan pernah mengudarakan sebuah pesawat sampai Qantas yakin betul bahwa pesawat 100 persen aman dan kami betul-betul yakin pesawat ini salah satu yang paling aman," ujarnya.
Pesawat akan mengawali penerbangan komersialnya pada 28 April dari Sydney ke Hong Kong.
Sementara itu, penyebab ledakan mesin pesawat Airbus A380 milik Qantas saat melintasi Batam, telah terungkap. Insiden di udara itu ternyata dipicu oleh sebuah pipa yang cacat. Peristiwa diawali dengan kebakaran minyak yang disebabkan oleh kecacatan produksi dalam sebuah pipa tabung minyak. Kecacatatan itu mengakibatkan keretakan dalam pipa, sehingga minyak menyemprot ke dalam rongga mesin yang kemudian terbakar karena tingginya suhu udara
Mesin rusak tahun 2010/AFP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar