Rabu, 02 Mei 2012

Harga Minyak RI US$124, Makin Dekat BBM Naik?

Sesuai undang-undang, pemerintah boleh menaikkan BBM bila ICP dalam 6 bulan sudah di atas US$120,75 per barel. (VIVAnews/ Muhamad Solihin)

VIVAnews - Indonesian Crude Price atau ICP pernah menjadi perbincangan hebat para pejabat Republik ini. Tepatnya pada akhir Maret, saat pemerintah ingin menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

Dalam sidang alot, Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Premium dan Solar masih tetap Rp4.500 per liter sepanjang rata-rata ICP masih di bawah 15 persen dari asumsi APBN-P 2012, sebesar US$105 per barel. Jadi, pemerintah baru boleh menaikkan harga BBM bila ICP telah melampaui US$120,75 per barel dalam rata-rata enam bulan terakhir.

Lalu, berapa ICP April ini?

ICP merupakan rata-rata harga minyak Indonesia yang dihitung dari seluruh harga minyak yang diproduksi dari lapangan-lapangan yang ada. Data ini dikeluarkan Tim Harga Minyak Indonesia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Dalam laman Kementerian Energi, Kamis 3 Mei 2012, ICP April tercatat US$124,63 per barel. ICP ini turun US$3,51 dari Maret lalu yang mencapai US$128,14 per barel.

Sudah sesuai syarat kah ICP ini untuk menaikkan harga BBM? Bila dihitung rata-rata enam bulan terakhir, ICP November baru US$112,94 per barel, Desember (US$110,70), Januari 2012 (US$115,91), Februari (US$122,17), Maret (US$128,14), dan April US$124,63 per barel, maka rata-ratanya baru US$119,08.

Artinya, bila mengacu pada Undang-Undang APBN-P 2012, pemerintah belum boleh menaikkan harga BBM bersubsidi. Masih kurang dari US$120,75.

Penyebab ICP turunTim Harga Minyak Indonesia mengatakan, penurunan harga minyak mentah sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional, yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

Pertama, ketegangan geopolitik di Timur Tengah sedikit mereda setelah adanya kesepakatan antara Iran dan negara-negara Barat untuk melakukan perundingan lanjutan pada Mei terkait isu nuklir Iran.

Kedua, Arab Saudi terus meningkatkan produksi minyak mentah untuk menahan peningkatan harga minyak dunia. Saat ini, produksi Arab Saudi mencapai 10 juta barel per hari atau naik 1,1 juta barel per hari dibandingkan produksi bulan yang sama tahun sebelumnya, atau meningkat 0,1 juta barel per hari dibandingkan Maret 2012. 

Ketiga, melemahnya perekonomian dunia yang diindikasikan dengan
proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) bahwa pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini hanya 3,5 persen, atau turun 0,4 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2011. Ini terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi China dan India serta penurunan ekonomi negara-negara zona Eropa.
       
Ekonomi zona Eropa diproyeksikan mengalami penurunan hingga 0,3 persen akibat krisis utang yang meluas ke Spanyol dan Italia. 

Keempat, proyeksi permintaan minyak global pada April menurun dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya. International Energy Agency merevisi permintaan minyak global tahun ini menjadi 89,88 juta barel per hari, atau turun 0,02 juta barel dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

Demikian juga OPEC merevisi permintaan minyak global tahun ini menjadi 88,64 juta barel per hari atau turun 0,01 juta barel dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar